News & Research

Reader

Pelemahan Rupiah Membebani Jatuh Tempo Surat Utang Perusahaan RI Senilai USDS8,1 Miliar hingga 2025
Wednesday, April 24, 2024       16:57 WIB

Ipotnews - Melemahnya nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga yang mengejutkan membebani perusahaan-perusahaan Indonesia yang menghadapi utang dolar yang jatuh tempo.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki utang lebih dari USD8,1 miliar yang jatuh tempo antara April hingga akhir tahun 2025. Tantangan terbesar akan datang pada kuartal kedua tahun depan, ketika obligasi dolar perusahaan Indonesia senilai USD3,2 miliar akan jatuh tempo - jumlah jatuh tempo utang kuartalan tertinggi dalam data sejak tahun 2016.
Rupiah telah terdepresiasi hampir 5% terhadap dolar sepanjang tahun ini, dan baru-baru ini mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir. Rupiah menembus level kritis 16.000 per dolar pada awal bulan ini, yang menyebabkan kenaikan suku bunga secara mengejutkan oleh Bank Indonesia pada Rabu ini, (24/4).
Kejatuhan rupiah membuat perusahaan-perusahaan Indonesia, yang memperoleh sebagian besar pendapatannya di dalam negeri, harus membayar lebih mahal untuk pelunasan utang dolar mereka. Sementara itu, tingginya suku bunga dan imbal hasil obligasi AS juga akan memaksa peminjam untuk membayar lebih banyak untuk membiayai kembali kewajiban luar negeri mereka.
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% kemungkinan juga membuat perusahaan-perusahaan Indonesia menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi di dalam negeri. Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun sudah mencapai 7,07% pada minggu ini, tertinggi sejak November.
"Penurunan nilai tukar rupiah akan membebani emiten-emiten yang melemah dan mungkin merugikan kemampuan mereka membayar utang yang jatuh tempo," kata Teddy Hariyanto, analis kredit senior di PT Mandiri Sekuritas. Perusahaan-perusahaan yang lebih kuat secara finansial kemungkinan besar akan menyisihkan cukup uang untuk membayar obligasi dolar mereka, ujarnya kepada Bloomberg.
 Spread  kredit pada obligasi korporasi Indonesia telah melebar dalam beberapa hari terakhir. Premi imbal hasil ( yield premium ) pada surat utang korporasi dan dolar kuasi- sovereign  Indonesia mencapai 148 basis poin terhadap US Treasury pada Selasa kemarin, lebih tinggi dari 140 basis poin untuk wilayah Asia Tenggara yang lebih luas.
Bloomberg mencatat, PT Perusahaan Gas Negara (), unit perusahaan energi milik negara PT Pertamina, memiliki surat utang dalam mata uang AS senilai USD396,7 juta yang akan jatuh tempo pada bulan depan. Obligasi senilai USD132 juta yang diterbitkan oleh salah satu unit pengembang properti PT Agung Podomoro Land () juga akan jatuh tempo pada Juni nanti.
Kedua surat utang itu diterbitkan pada saat suku bunga AS jauh lebih rendah dibandingkan saat ini. (Bloomberg)


Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM